Halaman ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan ikatan koordinasi (juga disebut dengan kovalen dativ). Kamu membutuhkan pemahaman yang baik tentang ikatan kovalen sederhana sebelum kamu memulainya.
Ikatan
kovalen terbentuk melalui dua atom yang saling membagikan (sharing) pasangan elektron. Atom berikatan
satu sama lain karena pasangan elektron ditarik oleh kedua inti atom.
Pada
pembentukan ikatan kovalen yang sederhana, tiap atom mensuplai satu elektron
pada ikatan – tetapi hal itu tidak terjadi pada kasus disini. Ikatan koordiansi
(biasa juga disebut dengan ikatan kovalen dativ) adalah ikatan kovalen
(penggunaan bersama pasangan elektron) yang mana kedua elektron berasal dari
satu atom.
Untuk
memudahkan halaman ini, kita akan menggunakan istilah ikatan koordinasi tetapi
jika kamu lebih menyukai untuk mengebutnya dengan ikatan kovalen dativ, itu
bukanlah suatu masalah!
1.
Reaksi antara amonia dan hidrogen
klorida
Jika
kedua gas tak berwarna tersebut dicampurkan, maka akan terbentuk padatan
berwarna putih seperti asap amonium klorida.
Ion
amonium, NH4+, terbentuk melalui transfer ion hidrogen
dari hidrogen klorida ke pasangan elektron mandiri pada molekul amonia.
Ketika ion
amonium, NH4+, terbentuk, empat hidrogen ditarik melalui
ikatan kovalen dativ, karena hanya inti hidrogen yang ditransferkan dari klor
ke nitrogen. Elektron kepunyaan hidrogen tertinggal pada klor untuk membentuk
ion klorida negatif.
Sekali saja
ion amonium terbentuk hal ini menjadikannya tidak mungkin untuk membedakan
antara kovalen dativ dengan ikatan kovalen biasa. Meskipun elektron ditunjukkan
secara berlainan pada diagram, pada kenyataannya tidak ada perbedaan diantara
keduanya.
Penggambaran ikatan
koordinasi
Pada diagram
yang sederhana, ikatan koordinasi ditunjukkan oleh tanda panah. Arah panah
berasal dari atom yang mendonasikan pasangan elektron mandiri menuju atom yang
menerimanya.
2.
Proses pelarutan
hidrogen klorida di air untuk membuat asam hidroklorida
Terjadi
sesuatu hal yang mirip. Ion hidrogen (H+) ditransferkan dari klor ke
salah satu pasangan elektron mandiri pada atom oksigen.
Ion
H3O+ sering kali disebut dengan ion hidroksonium, ion
hidronium atau ion oksonium.
Pada
pelajaran pengantar kimia, meskipun kamu berbicara tentang ion hidrogen
(sebagai contoh pada asam), kamu sesungguhnaya membicarakan mengenai ion
hidroksonium. Ion hidrogen secara sederhana adalah sebuah proton, dan terlalu
reaktif untuk eksis dalam bentuk yang sebenarnya pada tabung reaksi.
Jika
kamu menuliskan ion hidrogen dengan H+(aq),
"(aq)" menunjukkan molekul air yang mana ion hidrogen tertarik pada
molekul air tersebut. Ketika ion hidrogen bereaksi dengan sesuatu (alkali,
misalnya), secara sederhana ion hidrogen menjadi terlepas dari molekul air
lagi.
Catatan
bahwa sekali saja ikatan koordinasi terbentuk, semua atom hidrogen yang
menempel pada oksigen semuanya sepadan. Ketika ion hidrogen diuraikan kembali,
ion hidrogen dapat menjadi yang tiga.
3.
Reaksi
antara amonia dan boron trifluorida, BF3
Jika
sebelumnya kamu membaca halaman sebelumnya mengenai ikatan kovalen, kamu dapat
mengingat bahwa boron trifluorida merupakan suatu senyawa yang tidak memiliki
struktur gas mulia di sekeliling atom boronnya. Boron hanya mempunyai 3
pasangan elektron pada tingkat ikatannya, sedangkan boron sendiri memiliki
ruangan untuk ditempati 4 pasang elektron. BF3 digambarkan sebagai
molekul yang kekurangan elektron.
Pasangan
elektron mandiri pada nitrogen dari molekul amonia dapat digunakan untuk
menanggulangi kekurangan ini, dan senyawa yang terbentuk melibatkan ikatan
koordinasi.
Penggunaan
garis untuk menunjukkan ikatan, hal ini dapat digambarkan dengan lebih
sederhana sebagai:
Diagram yang
kedua menunjukkan cara lain yang dapat kamu gunakan untuk menggambarkan ikatan
koordinasi. Ujung nitrogen pada ikatan menjadi positif karena pasangan elektron
bergerak menjauh dari nitrogen menuju ke arah boron yang karena itu menjadi
negatif. Kita tidak akan menggunakan metode ini lagi metode ini lebih membingungkan
dibandingkan dengan metode yang hanya menggunakan tanda panah.
4.
Struktur alumunium
klorida
Alumunium
klorida menyublim (berubah dari keadaan padat menjadi gas) pada suhu sekitar
180°C. Jika senyawa ini mengandung ion maka senyawa ini akan memiliki titik
leleh dan titik didih yang tinggi karena dayatarik yang kuat antara ion positif
dengan ion negatif. Akibat hal ini ketika alumunium klorida menyublim pada
temperatur yang relatif rendah, maka harus kovalen. Diagram titik-silang
menunjukkan elektron terluar saja.
AlCl3,
seperti BF3, merupakan molekul yang kekurangan elektron. Keduanya
mirip, karena alumunium dan boron terletak pada golongan yang sama pada tabel
periodik, sama halnya juga dengan fluor dan klor.
Pengukuran
massa atom relatif rumus alumunium klorida menunjukkan bahwa rumus alumunium
klorida dalam bentuk uap pada temperatur sublimasi bukan AlCl3,
melainkan Al2Cl6. Alumuniun klorida eksis sebagai dimer
(dua molekul bergabung menjadi satu). Ikatan antara dua molekul ini merupakan
ikatan koordinasi, penggunaan pasangan elektron mandiri pada atom klor.
Tiap-tiap atom klor memiliki tiga pasangan elektron mandiri, akan tetapi hanya
dua yang penting saja yang ditunjukkan pada diagram.
Energi dilepaskan ketika dua
ikatan koordinasi terbentuk, dan karena itu dimer lebih stabil dibandingkan dua
molekul AlCl3 yang terpisah.
5.
Ikatan pada ion logam yang
terhidrasi
Molekul air
ditarik dengan kuat ke arah ion dalam larutan – molekul air berkelompok di
sekeliling ion positif atau ion negatif. Pada banyak kasus, dayatarik yang
terjadi sangat besar yang mana terjadi pembentukan ikatan formal, dan ini hampir
selalu benar pada semua ion logam positif. Ion dengan molekul air yang tertarik
dinyatakan sebagai ion terhidrasi.
Meskipun
alumunium klorida kovalen, ketika alumunium klorida dilarutkan dalam air, dapat
terbentuk ion. Ikatan enam molekul air pada alumunium menghasilkan sebuah ion
dengan rumus kimia Al(H2O)63+. Ion ini disebut
ion heksaaquoalumunium – yang diterjemahkan sebagai enam
("hexa") molekul air (aquo) yang
membungkus ion aluminium.
Ikatan yang
terjadi disini (dan juga ion yang sejenis yang terbentuk dari sebagian besar
logam yang lain) adalah koordinasi (kovalen dativ) dengan menggunakan pasangan
elektron mandiri pada molekul air.
Aluminium
adalah 1s22s22p63s23px1.
Ketika terbentuk ion Al3+ alumunium kehilangan elektron pada tingkat
ketiga menghasilkan 1s22s22p6.
Hal tersebut
berarti bahwa semua orbital tingkat-3 sekarang menjadi kosong. Alumunium
mereorganisasi (hibridisasi) enam orbital (3s, tiga 3p, dan dua 3d) untuk
menghasilkan enam orbital baru yang semuanya memiliki energi yang sama. Keenam
orbital hibrida tersebut menerima pasangan elektron mandiri dari enam molekul
air.
Kamu mungkin
heran kenapa alumunium memilih untuk menggunakan enam orbital dibandingkan
empat atau delapan atau berapapun. Enam merupakan angka maksimal bagi molekul
air yang memungkinkan untuk tepat mengelilingi ion alumunium (dan juga
kebanyakan ion logan). Dengan membentuk jumlah ikatan maksimal, kondisi ini
melepaskan paling banyak energi dan karena itu menjadikan paling stabil secara
energetik.
Hanya satu
pasangan elektron mandiri yang ditunjukkan pada tiap molekul. Pasangan elektron
mandiri yang lain terletak menjauh dari alumunium dan karena itu tidak terlibat
dalam ikatan. Ion yang dihasilkan terlihat seperti ini:
Karena
pergerakan elektron mengarah ke tengah ion, muatan 3+ tidak lagi berlokasi
sepenuhnya pada alumunium, tetapi sekarang melebar meliputi keseluruhan ion.
Dua molekul lebih
Karbon monoksida, CO
Karbon
monoksida dapat diperhatikan sebagai molekul yang memiliki dua ikatan kovalen
biasa antara karbon dan oksigen ditambah ikatan koordinasi dengan menggunakan
pasangan elektron mandiri pada atom oksigen.
Asam nitrat, HNO3
Pada kasus
ini, satu atom oksigen dapat tertarik pada nitrogen melalui ikatan koordinasi
dengan menggunakan pasangan elektron mandiri pada atom nitrogen.
Pada faktanya
struktur seperti ini menyesatkan karena memberikan kesan bahwa dua atom oksigen
pada bagian sebelah kanan diagram bergabung ke atom nitrogen dengan cara yang berbeda.
Kedua ikatan merupakan ikatan yang identik pada panjang dan kekuatannya, dan
karena itu penata-ulangan elektron harus identik. Tidak ada cara untuk
menunjukan hal ini dengan mengunakan gambar titik-silang. Ikatan mengalami
delokalisasi.
0 komentar:
Posting Komentar