Individu adalah pribadi yang utuh dan kompleks. Kekomplekkan tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial. Oleh karenanya di samping seorang individu harus memahami dirinya sendiri, ia juga harus memahami orang lain dan memahami kehidupan bersama di dalam masyarakat, memahami lingkungan serta memahami pula bahwa ia adalah makhluk Tuhan. Sebagai makhluk psiko-fisik manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis, karena ia tumbuh dan berkembang untuk mencapai kondisi fisik dan sosial psikologis yang lebih sempurna dalam kehidupannya.
Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak dibandingkan dengan kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas. Kebutuhan itu timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif). Dorongan adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dorongan dapat berkembang karena kebutuhan psikologis atau karena tujuan-tujuan kehidupan yang semakin kompleks.
1. Jenis Kebutuhan
Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan biologis atau organik dan umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif asli. Contoh kebutuhan primer itu antara lain adalah makan, minum, bernapas, dan kehangatan tubuh. Pada tingkat remaja dan dewasa kebutuhan primer ini dapat bertambah, yaitu kebutuhan seksual. Sedangkan kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif yang dipelajari, seperti misalnya kebutuhan untuk mengejar pengetahuan, kebutuhan untuk mengikuti pola hidup bermasyarakat, kebutuhan akan hiburan, alat transfortasi, dan semacamnya. Klasifikasi kebutuhan menjadi kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder sering digunakan, namun pengklasifikasian semacam itu sering membingungkan. Oleh karena itu, Cole dan Bruce membedakan kebutuhan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan fisiologis dan kebutuhan psikologis. Pengelompokan ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Hendry A. Murray yang diajukan dengan istilah yang berbeda, yaitu kebutuhan viscerogenic dan kebutuhan psychogenic. Beberapa contoh kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah : makan, minum, istirahat, seksual, perlindungan diri. Sedang kelompok kebutuhan psikologis, seperti yang dikemukakan Abraham H. Maslow yaitu kebutuhan untuk memiliki sesuatu, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, kebutuhan akan keyakinan diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
2. Teori Psikoanalisis (Sigmund Freud)
Struktur kepribadian seseorang berunsurkan tiga komponen utama, yaitu id, ego, dan superego. Ketiganya merupakan faktor-faktor penting yang mendorong terbentuknya sikap dan perilaku manusia serta struktur pribadi. Id merupakan sumber kekuatan insting pribadi yang bekerja atas dasar prinsip kenikmatan yang pada proses berikutnya akan memunculkan kebutuhan dan keinginan. Ego merupakan komponen kepribadian yang praktis dan rasional, berdasarkan egonya manusia mencari kepuasan atau kenikmatan berdasarkan kenyataan. Ego berfungsi menghambat munculnya dorongan asli (id) secara bebas dalam berbagai bentuk. Dengan demikian, tugas ego adalah menyelaraskan (menyeimbangkan) pertentangan yang terjadi antara id dan tuntutan sosial. Kadang-kadang tugas ego mencegah id untuk muncul, tetapi pada umumnya ego mendorong manusia bertindak berdasarkan id-nya. Superego merupakan bagian dari konsep diri, yang di dalamnya terkandung kata hati yang bekerja sesuai dengan sistem moral dan ideal.
Teori Freud tentang pembentukan pribadi dikenal sebagai conflict theory. Penyelesaian pertentangan atau konflik antara dorongan pribadi dan tuntutan sosial digunakan pendekatan analisis psikologis.
Efek Erickson dalam menyelesaikan pertentangan antara dorongan pribadi dan tuntutan sosial mengajukan pandangan yang sekaligus merupakan revisi bagi teori Freud. Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan pertentangan itu bersifat sosial dan berorientasi kepada ego agar kebutuhan-kebutuhan dalam perkembangan manusia perlu lebih dilihat dari sisi kepentingan sosial.
Carl Rogers menyatakan bahwa seseorang individu pada hakikatnya mencoba mengekspresikan kemampuan, potensi, dan bakatnya untuk mencapai tingkat perkembangan pribadi yang sempurna atau mapan. Rogers menyatakan dalam teorinya bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk mengaktualisasi diri. Apabila pengaktualisasian diri itu dapat diwujudkan, maka hal itu merupakan pertanda bahwa individu itu telah mencapai tingkat pertumbuhan pribadi yang semakin luas lingkupnya dan dengan manusia menjadi lebih bersikap sosial. Manusia dapat mengaktualisasi diri dengan baik apabila mereka telah mampu memperluas/mengembangkan konsep dirinya.
3. Mengapa Manusia Berperilaku?
Untuk menjawab pertanyaan ini digunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan organismik (internal) dan pendekatan lingkungan (eksternal). Perilaku merupakan pengejawantahan atau aktualisasi diri. Dalam hal ini motivasi merupakan faktor pendorong manusia untuk bertingkah laku. Bukan berarti bahwa kita mengesampingkan faktor lingkungan, tetapi seperti kita ketahui bahwa motivasi dan lingkungan pada dasarnya berinteraksi, dengan demikian persoalan lingkungan akan dengan sendirinya tercakup di dalam uraian ini.
Eksperimen-eksperimen psikologi cenderung untuk memilih pendekatan sistem dalam menerangkan tingkah laku dari sisi dorongan, dimana dorongan diartikan sebagai kekuatan/dorongan biologis dalam arti luas, seperti lapar, haus dan dorongan seksual. Bagi guru atau pendidik perlu melihat motivasi yang tidak semata-mata berasal dari faktor/dorongan biologis. Hal ini dikemukakan oleh para psikolog yang telah meninjau perilaku manusia dari faktor dorongan atau motivasi.
4. Perilaku Tentang Kebutuhan Akan Keyakinan Diri
Kebutuhan akan keyakinan diri ini diekspresikan melalui dua bentuk perilaku, yaitu kebutuhan mempertahankan diri (maintenance) dan mengembangkan diri (enchancement). Sejak lahir hingga meninggal, kebutuhan manusia untuk mempertahankan dirinya agar tetap hidup merupakan kebutuhan dasar. Hal ini berarti menempatkan fungsi organisme menjadi amat penting artinya. Tetapi perlu dipahami bahwa kebutuhan untuk mempertahankan diri itu sebenarnya bakan sekedar tertuju agar manusia tetap hidup, melainkan lebih dari itu, yakni setiap individu senantiasa berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya yang lebih memadai atau untuk menjadi lebih baik. Lebih dari yang dialami oleh binatang, manusia mampu mengantisipasi kejadian-kejadian masa depan, tetapi tidak terbatas untuk mempertahankan dirinya pada saat sekarang, tetapi juga bermaksud mengubah diri dan lingkungannya agar pengembangan dirinya menjadi lebih baik di waktu-waktu yang akan datang.
Kemudian, pada masa kehidupan berikutnya, muncul kebutuhan untuk mengembangkan diri. Berkembangnya kebutuhan ini terjadi karena pengaruh faktor lingkungan dan faktor belajar; seperti kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk memiliki, kebutuhan harga diri, kebutuhan akan kebebasan, kebutuhan untuk berhasil, dan munculnya kebutuhan untuk bersaing dengan yang lain. Kebutuhan-kebutuhan tersebut oleh Hendry A. Murray.
5. Kebutuhan Dasar Individu
Secara lengkap kebutuhan dasar seorang individu dapat digambarkan sebagai berikut,
Deskripsi | Karakteristik |
4. Kebutuhan aktualisasi diri 3. Kebutuhan untuk memiliki 2. Kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang 1. Kebutuhan jasmaniah, termasuk keamanan | Kebutuhan yang terkait langsung dengan perkembangan diri yang relatif kompleks, abstrak, dan bersifat sosial. Kebutuhan yang terkait dengan pertahanan diri, khususnya pemeliharaan dan pertahanan diri, bersifat individual. |
Keempat macam kebutuhan tersebut bersifat hierarki, dari kebutuhan yang bertingkat rendah, yaitu kebutuhan jasmaniah, sampai dengan kebutuhan yang bertingkat tinggi, yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
6. Teori Kebutuhan Lewis
Menurut Lewis dan Lewis (1993) kegiatan remaja atau manusia didorong oleh berbagai kebutuhan, yaitu :
a. Kebutuhan jasmaniah,
b. Kebutuhan psikologis,
c. Kebutuhan ekonomi,
d. Kebutuhan sosial,
e. Kebutuhan politik,
f. Kebutuhan penghargaan, dan
g. Kebutuhan aktualisasi diri
0 komentar:
Posting Komentar